UFD
A. IUFD
adalah kematian janin dalam rahim yang terjadi pada usia kehamilan > dari 22
minggu
B. Etiologi
§ Kesalahan genetic / kromosom
§ Infeksi
§ Diabetes mellitus
§ Kehamilan ganda
§ Kelainan organ reproduksi
§ RH isoimunisasi
§ Insufisiensi plasenta
§ Trauma fisik dan psikis
(sangat sedikit)
C. Diagnosa IUFD
1) Anamnesa
§ Ibu tidak merasakan gerakan anak
§ Kandungan / rahim tidak
bertambah besar, malah makin mengecil
§ Penurunan berat badan
§ Perubahan pada payudara dan
nafsu makan
2) Pemeriksaan fisik
· Fundus
uteri tambah turun (rahim tidak tambah besar)
· Gerakan anak tidak dirasakan
· Palpasi anak tidak jelas
· Bunyi jantung anak tidak terdengar
3) Pemeriksaan penunjang
§ USG : - Gerak anak
tidak ada
- DJJ tidak pasti ada
- Tampak
bekuan darah pada ruang jantung janin
§ Rontgen foto
a. Spalding
sing (+)à tulang
tengorak janin saling menutupi, pencairan dari otak menyebabkan over laping
dari tulang otak
b. Nanjouk’s
sing (+) à tulang
punggung janin sangat melengkung
c. Rorbet’s
sing (+) à tampak
gelembung –gelembung gas pada pembuluh darah besar janin àditemukan setelah janin
mati paling kurang 12 jam
§ Laboratorium
a. Reaksi
biologis (-) à setelah
10 hari janin mati
b. Hipofibrinogenemia setelah 4 – 5 minggu anak mati
D. Bahaya
yang dapat terjadi pada ibu à hipofibrinogenemia (,100 mg %)
E. Management (Fadel 1982)
Sekali diagnosa IUFD ditegakan pasien dan keluarga
biasanya meminta dokter untuk mengakhiri kehamilan segera. Adalah penting untuk
menyarankan kepada pasien bahwa tidak ada yang emergensi pada pasien IUFD
1. Jika
uterus tidak lebih dari ukuran 12 mg kehamilan, pengososongan uterus dilakukan
dengan kuret suction.
2. Jika
ukuran uterus antara 12 – 28 mingguà prostaglandin E2 vaginan
supositoria
3. jika kehamilan > 28
minggu, tidak dianjurkan pemakaian prostaglandin. Jika tidak ada his dalam 2 mingguà anjurakan induksi dengan oksitosin
F. Tingkatan
perubahan janin yang mati dalam rahim
a. Rigor
mortis (berlangsung 2 ½ jam setelah mati à kemudian lemas lagi)
b. Maserasi
tinggkat I (timbul lepuh – lepuh pada kulit, lepuh – lepuh ini mula – mula
berisi cairan jernihàberwarna
merah, à berlangsung
sampai 48 jam setelah janin mati)
c. Maserasi
tinggkat 2 (lepuh – lepuh pecah dan mewarnai air ketubanà merah coklat terjadi
48 jam setelah anak lahir)
d. Maserasi
tinggkat 3 (terjadi kira – kira 3 minggu setelah janin mati, badan janin lemas,
hubungan antara tulang sangat longar, odema diabawah kulit)
IUGR
A. IUGR
adalah pertumbuhan intra uterin yang terhambat (PIUT) dimana berat bayi kurang
dari usia kehamilan
B. Faktor resiko
a.
Nutrisi butuk
b.
Status social ekonomi
lemah
c.
Pertumbuhan berat badan
maternal buruk
d.
Berat badan prakehamilan
< 45 kg
e.
Zat kimia yang teratogen
f.
Kelainan kromosom à trisomi
g.
Infeksi virus / bakteri
pada maternal
h.
Abnormalitas genetic
i.
Kehamilan ganda
j.
Riwayat kehamilan iugr
terdahulu
k.
Ibu yang merokok / mengunakan narkotika /
peminum alcohol
l.
Penyakit pada ibu Anemia, Dm,
Preeklamsi , Penyakit jantung, Penyakit vaskuler maternal
C. Diagnosis
1. TFU
tidak sesuai dengan usia kehamilan
2. peningkatan
berat badan ibu kurang / tidak ada
3. Pada memeriksaan USG à pada pengukuiran
biparietal, panjang paha janin. lingkaran abdomen
D. Wewenang bidan
1) Pada kehamilan
1. Pengawasan kehamilan pada usia kehamila < 34 minggu dan
jumlah air ketuban cukup, jika dekat aterm à persalinan disegerakan à mungkin akan memberikan hasil jika benar
dicurigai mengalami kelainan retadrasi pertumbuhan
2. Kolaborasi
ke DR OBGIN untuk pemeriksaan USG dan kesejahteraan janin
3. Anjurkan
ibu untuk tidak lagi merokok, mengunakan narkotika,/ minum alcohol
4. Berikan
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status nutrisi
5. Batasi
aktifitas meternal à banyak
istirahat, kurangi aktifitas dan kegiatan rumah tangga
2) Saat persalinan
1. Awasi
kemajuan peralinan seperti biasa mengunakan partograf
2. Kolaborasi
dengan DR OBGIN tentang kemunginan partus di rumah bidan
3. Pantau DJJ selama proses persalinan
4. Rujuk
bayi kerumah sakit jika ada tanda – tanda bayi mengalami aspirasi mekonium,
GEMELLI / KEHAMILAN KEMBAR
M Pengertian Gemelli / kehamilan kembar adalah
satu kehamilan dengan dua janin atau lebih
M Frekuensi
Greulich (1930) pada 121 juta
persalinan
|
Hellin
|
Prawiroharjo (1994) pada 16.288
persalinan
|
> Gemelli 1: 85,
|
> 1: 89
|
> 197
|
> Triplet 1 : 7.629
|
> 1: 89
|
> 6
|
> Kuadruplet 1: 670,743
|
> 1 : 89
|
|
> Quintuplet
1 :
41.6000.000
|
> dst
|
M Etiologi
1. Bangsa
2. Hereditas
3. Umur
4. Paritas
5. obat – obatan hormonal
M Stadium terjadinya kehamilan kembar karena
adanya faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi pada saat:
1.
Sebelum blastula terbentuk à kehamilan kembar
dengan 2 amnio, 2 korion, dan 2 plasenta à kehamilan kembar
dizigot
2.
Setelah blastula terbentuk sebelum amnion
terbentukà kehamilan
kembar dengan 2 amnion
3.
Sebelum primitive
streak à kehamilan kembar
dengan 1 amnion
4.
Sesudah primitive streak terbentuk à kembar dempet dengan
berbagai bentuk
M Jenis kehamilan kembar
1.
Kehamilan kembar
monozigot
§ Jenis kelamin sama, rupa
juga sama
§ Sebagaian hamil lembar
dalam bentuk ( 2 amnion,2 korion, 2 plasenta), bisa juga ( 2 amnion, 1
korion, 1 plasenta)
§ Dapat terjadi kelainan
pertumbuhan kembar siam
2.
Kehamilan kembar dizigot
§ Jenis kelamin dapat sama / berbeda
§ Mempunyai 2 amnion,2 korion, 2
plasenta
M Letak dan presentasi
1.
Letak memanjanag dengan
presentasi kepala
2.
Presentasi kepala dan
bokong
3.
Keduanya presentasi
bokong
4.
Presentasi kepala dan
bahu
5.
Presentasi bokong dan
bahu
6.
Paling jarang keduanya
presentasi bahu
M Komplikasi
1.
Partus prematurus
2.
Anemia
3.
Hidramnion
4.
Preeklamsi dan eklamsi
5.
Solution plasenta
6.
Sesak nafas, pada tungkai bawah dan vulva
odema, varises
7.
Inersia uteri
8.
Perdarahan post partum
M Diagnosis
1.
Besarnya uterus melebihi
lamanya amenorhoe
2.
Pertumbuhan uterus cepat pada pemeriksaan
berulang
3.
Penambahan berat badan ibu yang mencolok
tanpa disertai dengan odema / obesitas
4.
Banyak bagian kecil
teraba
5.
Teraba 3 bagian besar
janin
6.
Teraba 2 balotemen
M Diagnosis pasti dari :
1.
Teraba 2 kepala. 2 bokong, dan 1 atau 2
punggung
2.
Terdengar 2 DJJ yang letaknya
berjauhan, dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut / menit
3.
Dari hasil USG bisa terdiagnosa
kehamilan kembar pada trimester I
4.
Dari Rontgen foto
abdomen
M Manajemen antepartum
Wewenang bidan
§ Pada kehamilan
1.
Melakukan pemeriksaan
ANC seperti biasa à mulai kehamilan 24
minggu pemeriksaan dilakuikan setiap 2 minggu sekali, sesudah kehamilan 36
minggu 1 x seminggu.
2.
Jika ada kelainan / penyakit penyerta à rujuk pada DR OBGIN
3.
Memberikan pendidikan kesehatan (setelah
kehamilan 30 minggu disarankan untuk tidak melakukan perjalanan jauh, asupan
protein dan
zat besi ditingkatkan)
§ Pada persalinan
1. Merujuk pasien ke RS
2. Memantau
pembukaan dan melaporkan hasilnya kepada OBGIN (RS)
3. Posisi
dan presentasi ditentukan sebelum persalinan di mulai
4. Kolaborasi dengan dokter anak
5. Episiotomi
jika ada indikasi à mal
presentasi
6. Mempersiapkan
alat penangulangan kemungkinan perdarahan post partum
7. Bayi
kembar pertama dilahirkan sesuai posisi dan presentasinya oleh OBGIN
8. Klem
talipusat dengan cepat dan hati – hati à eksanguinasi à perdarahan à tali pusat à monozigot
9. Tentukan
presentasi dan posisi bayi kembar kedua, tentukan ukuranya à jika letak
kepala àwewenang
bidan
10. Pantau ketat djj, periksa
vagina à adanya
tanda perdarahan.
11. Selama tidak terdapat
perdarahan dan distress janin à tidak perlu dilakukan terburu – buru
12. Waktu optimum yang
diperlukan bayi kedua untuk lahir à 3 – 15 menit Setelah bayi pertama
lahir. Bayi harus dilahirkan
sebelum plasenta lahir
13. Arahkan bagian presentasi ke dalam panggul à kombinasi tekanan abdominal dan manipulasi
vagina, perawatan ditujukan untuk perawatan tali pusat, Begitu presentasi
menempati panggulà pecahkan
ketuban à periksa apa ada
prolaps tali pusat
14. Bantu ibu untuk mengedan,
Jika kontraksi belum terjadi , daya mengedan tidak adekuat àdrip oksitosin
15. Lakukan kelahiran seperti biasa
16. Tangani hemoragi kala IV
menyerupai perdarahan pascapartum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya Mana ?