I.
DEFENISI
Konsep :
Penopang sebuah teori yang
yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat di uji melalui observasi atau
penelitian
Kebidanan :
Merupakan ilmu yang
terbentuk dari berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu
perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan manajemen untuk dapat
memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa prakonsepsi, konsepsi, masa hamil,
ibu bersalin, post partum, bayi baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi
pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan
pendidikan terhadap individu, keluarga dan masyarakat
.
.
Model kebidanan :
Suatu bentuk pedomam atau
acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
Model asuhan kebidanan :
Model asuhan kebidanan
berdasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan kelahiran adalah peristiwa
kehidupan yang normal. Model asuhan kebidanan termasuk : memantau keadaan fisik,
psikologis, spiritual dan kesejahteraan sosial ibu/keluarga melalui siklus
reproduksi, memberikan pebdidikan pendidikan dan penyuluhan antenatal care
(asuhan sebelum melahirkan) pada ibu secara individu, mendampingi terus-menerus
selama persalinan, dukungan lanjutan selama masa nifas, mengurangi
tindakan-tindakan yang bersifat teknologi dan identifikasi serta merujuk ibu
yang membutuhkan penanganan spesial obstetrik atau yang lain. Model asuhan ini
ialah berorientasi pada wanita dan disinilah letak tanggung jawabnya.
Konseptual model :
1.
Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2.
Pada dasarnya sama dengan penegertian konsep kerangka kerja, sistem dan
skema. Menunjukkan pada ide global tentang individu, kelopok, situasi dan
kejadian yang menarik untuk suatu ilmu. Konseptual model biasanya berkembang
dari wawasan intuitif, kelimuan dan seringkali disimpulkan dalam kerangka acuan
disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehingga konseptual model memberikan
gambaran abstrak atau ide yang mendasari suatu disiplin ilmu.
3.
Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktek untuk
membimbing dan mengembangkan praktek untuk membimbing tindakan dalam pendidikan
untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Konsep
model ditunjukkan dengan banyak cara yaitu menta model, fisikal model dan
simbolik (Lancaster and Lavcaster 1992)
Kegunaan model :
1. Untuk menggambarkan beberapa
aspek (konkret maupun abstrak) dengan mengartikan persaamaannya seperti
struktur, gambar, diagram, dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak
memfokuskan pada hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada struktur
dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya analogi atau gambar simbolik sebuah ide
(Wilson, 1985)
2. Merupakan gagasan mental
sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial dalam mengkonsep
dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial (Galt and Smith, 1976)
3. Mengambarkan sebuah
kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan oleh disiplin ilmu lain
sebagai parameter garis besar praktek (Berner, 1984)
Model kebidanan dapat digunakan untuk :
1. Menyatukan data secara
lengkap
a. Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan pimpinan
b. Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar
c. Untuk komuniksi bidan dengan klien
2. Menjelaskan siapa itu bidan,
apa yang dikerjakan, keinginan, dan kebutuhan untuk :
a. Mengembangkan profesi
b. Mendidik siswi bidan
c. Komunikasi dengn klien dan pimpinan
II. KOMPONEN MODEL KEBIDANAN
Model kebidanan dibagi menjadi lima komponen yaitu :
1.
Memonitor kesejahteraan ibu
2.
Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling
3.
Intervensi teknologi seminimla mungkin
4.
Mengidentifikasi dan memberi bantuan obstetric
5.
Lakukan rujukan
Beberapa macam model kebidanan :
1.
Model dalam
mengkaji kebutuhan dalam praktik kebidanan.
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu :
a. Ibu dalam
keluarga
b. Konsep kebutuhan
c. Patnership
d. Faktor kedokteran dan
keterbukaan
2.
Model
medical
Model yang dikembangkan
untuk membantu manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan.
3.
Model sehat
untuk semua (Health For All-HFA)
Model ini
dicetuskan oleh WHO dalam deklarasi Alma Atta tahun 1978.
4.
Model
sistem maternitas di komunitas yang ideal
Hubungan antara wanita,
bidan dan dokter harus didasari oleh rasa salinh menhormati dan saling percaya,
bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau perlindungan hukum untuk wanita
untuk alasan apapun, jika wanita tersebut tidak mampu berbicara atas namanya
sendiri.
5.
Model
asuhan Home Based
Dasar asuhan kebidanan
berdasarkan home based merupakan unsur teraupetik yang terdiri dari sebuah kesadaran
dan menjaga hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan dibentuk untuk
memfasilitasi asuhan yang berkualitas.
Tanggung jawab dan kejujuran
merupakan hal yang harus dibangun dalam hubungan antara bidan dengan klien. Proses persalinan dirumah (home Birth) sejak lama telah menggunakan konsep
“early discharge” sebagai bagian dari Home Based Midwifery Care.
III. TEORI MODEL
KEBIDANAN
Teori :
adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara
jelas menguraikan fenomena yang pentin dalam sebuah disiplin teori.
1. Teori Reva Rubin (Attainment Of Maternal Role)
Rubin merupakan bidan dari USA
yang menekankan pada pencapaian pada
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita
memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran
yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikososial dalam
kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut rubin, seorang wanita
sejak hamil sudah memiliki
harapan-harapan antara lain :
a. Kesejahteraan
ibu dan bayinya
b. Penerimaan dari masyarakat
c. Penentuan
identitas diri
d. Mengerti tentang arti memberi
dan menerima
Perubahan yang terjadi pada
ibu hamil adalah :
1. Ibu cenderung lebih
tergantungdan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon
ibu dan dapatmemperhatikan pekembangan janinnya
2. Ibu memerlukan sosialisasi
Tugas atau tujuan dari
aktivitas selama hamil, bersalin dan puerperium (Josten 1981) :
- Memastikan kesjahteraan fisik bagi dirinya dan bayinya
- Penerimaan sosial untuk diri dan bayinya oleh orang-orang yang berarti untuk mereka
- Keterikatan pada si bayi
- Pemahaman akan kerumitan menjadi seorang ibu
Dari hal diatas, Rubin mengidentifikasi 3 aspek dari identitas peran ibu :
- Image ideal
Terdiri dari semua ide yang dimilki wanita itu
mengenai sikapdan aktifitas para wanita yang adalah seorang ibu
- Image diri
Terdiri dari sikap wanita itu melihat dirinya yang
dimiliki dari pengalananya. Image diri digunakan sebagai reppresentasi dari
konsistensinya diri sendiri.
- Body image
Berhubungan dengan perubahan
tubuh selama kehamilan dan perubahan nyata dari arti proses kehamilan itu.
Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh
calon ibu dalam mencapai perannya :
a.
Anticipatory
Stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan
peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain
b.
Honeymoon
stage
Ibu mulai memahami
sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan
dari anggota keluarga yang lain.
c.
Plateu
Stage
Ibu akan mencoba apakah ia
mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu
sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri
d.
Disengagament
Merupakan tahap penyesuaian
yang mana latihan peran sudah berakhir
Aspek-aspek yang
diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri
dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita hádala pandangan wanita tentang dirinya
sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh hádala
berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubahan
spesifik yang terjadi selama kehamilan dan estela persalinan.
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi seorang ibu :
a.
Takin In
Seorang wanita sudah mulai
membayangkan peran yang dilakukan. Introjection, projection dan
rejaction merupakan tapap dimana wanita menbeda-bedakan model-model yang sesuai
dengan keingunannya
b.
Taking On/Taking Hold (tahapan
meniru)
Seorang wanita dalam
pencapaian peran sebagai seorang ibu akan memulainya dengan meniru dan
melakukan peran seorang ibu
c.
Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang
sudah dilakukannya. Pada tahap ini seorang wanita akan mulai meninggalkan
perannya di masa lalu
Adaptasi psikososial pada waktu postpartum :
Keberhasilan
masa transisi menjadi orang tua pada masa postpartum dipengaruhi oleh :
a. Respon dan
dukungan dari keluarga
b. Hubungan antara pengalaman
saat melahirkan dengan harapan-harapan
c. Pengalaman
melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
d. Budaya
Rubin mengklasifikasikan tahapan adaptasi Psikososial postpartum menjadi
3 yaitu :
a. Periode Takin In (hari ke 1-2 setelah
melahirkan)
1. Ibu masih pasif dan
tergantung dengan orang lain
2. Perhatian ibu tertuju pada
kekhawatiran perubahan tubuhnya
3. Ibu akan mengulangi
pengalaman-pengalaman waktu melahirkan
4. Memerlukan ketenangan dalam
tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal
5. Nafsu makan ibu biasanya
bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya
nafsu makan menandakan proses pengembanlian kondisi tubuh tidak berlangsung
normal
b. Periode Taking On/Taking Hold (hari ke 2-4 setelah
melahirkan)
1. Ibu memperhatikan kemampuan
menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
2. Ibu menfokiusakan perhatian
pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh
3. Ibu berusaha untuk menguasai
keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan
mengganti popok
4. Ibu cenderung terbuka
menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi
5. Kemungkinan ibu mengalami
depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
c. Periode Letting Go
1. Terjadi setelah ibu pulang
ke rumah dan dipengaruhi oleh dudkun gan serta perhatian keluarga
2. Ibu sudah mengambil tanggung
jawab dalam merawat bayi dan memahami kebituhan bayi sehingga akan mengurangi
hak ibu dalam kebebasan dan hubungna sosial
3. Depresi postpartum sering
terjadi pada masa ini
2. Teori Ramona Mercer (USA)
Teori ini lebih menekankan
pada stress antepartum dalam
pencapaian peran ibu.
Mercer membagi teorinya menjadi 2 pokok bahasan :
1.
Efek
stress antepartum
Stress antepartum hádala
komplokasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negatif dalam hidup seorang
wanita. Tujuan asuhan yang diberiukan hádala memberikan dukungan selama hamil dan
mengurangi ketidakpercayaan dalam diri ibu.
Penelitian mercer menunjukkan
ada 6 faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu :
1. Hubungan interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress antepartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu
dan depresi
Maternal role menurut Mercer adalah
bagaimana seorang ibu memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan
penjabaran yang lengkap tentang identitas dirinya.
2.
Pencapaian
peran ibu
Peran ibu dapat dicapai
apabila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan
penghargaan peran. Lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress ante jartum
terhadap fungsi keluarga baik yang positif maupun negatif. Stress antepartum
karena risiko kehamilan akan mempengaruhi persepsi diri terhadap status
kesehatan.
Empat (4) tahapan dalam peran pelaksanaan peran ibu menurut Mercer :
1. Anticipatory
Saat sebelum wanita mnejadi
ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan psikologi dengan
mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi peran seorang ibu
2. Formal
Wanita memasuki peran ibu
yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan dengan kondisi sistem social.
3. Informal
Dimana sudah menemukan jalan
yang unik dalam melaksanakan perannya
4. Personal
Merupakan tahap terakhir,
dimana wanita sudah mahir melakukan perannya sebagi ibu.
Sebagi perbandingan, Rubin menyebutkan peran ibu sudah
dimulai sejak ibu mulai hamil 6 bulan
sampai setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir (3-7 bulan setelah melahirkan).
Hasil penelitian Mercer
menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari bayi dan kepribadian bayi atas
pembentukan peran dari si ibu.
Wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi olah factor-faktor :
a. Factor ibu
1. Umur ibu pada waktu melahirkan
2. Persepsi ibu waktu melahirkan pertama kali
3. Strees social
4. Memisahkan ibu dengan anak secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadp membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu
b. Factor
bayi
1. Temperamen
2. Kesehatan bayi
c. Factor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status perkawinan
3. Status ekonomi
Dari factor social support, Mercer mengidentifikasi adanya 4 faktor
pendukung :
- Emosional support
Yaitu
perasaan mencintai, penuh perhatian, percata dan mengerti
- Informational support
Yaitu memberikan informasi
yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong
diriny asendiri
- Physal support
Misalnya
dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana
- Apraisal support
Ini memingkinkan individu
mampu mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu.
Mercer menegaskan bahwa
umur, tingkat pendidikan, ras status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri
adalah factor-faktor yang Sangat berpengaruh dalam pencapaian peran.
Peran bidan diharapkan
Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dalam
adaptasi peran dan mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian
peran ini dan kotribusi dariu stress antepartum.
Stress dari pengalaman hidup
yang buruk dan kehamilan berisiko membawa akibat negatif secara langsung pada
penghargaan diri dan status kesehatannya : penghargaan diri, status kesehatan
dan dukungan social mambawa akibat positif secara langsung pada penguasaan
perasaan dan kemampuan orang tua : penguasaan membawa perasaan akibat negatif
secara langsung pada kegelisahan dankehilangan dimana akhirnya juga membawa
akibat negatif secara langsung pada fungsi keluarga.
3. Teori Ela Joy Lerhman and Morten (Amerika Serikat)
Teori ini mengharapkan bidan
dapat melihat semua aspek dalam memberikan asuhan dalam ibu hamil dan bersalin.
Lerhman mengemukakan 8 konsep penting dalam pelayanan antenatal :
1. Asuhan kebidanan yang
berkesinambunan
2. Keluarga sebagai pusat
asuhan
3. Pendidikan dan konseling
merupakan sebagian dari asuhan
4. Tidak ada intervensi dalam
asuhan kebidanan
5. asuhan yang partisipatif
6. Keterlibatan dalam asuhan
kebidanan
7. Advokasi dari pelayanan
kebidanan
8. Waktu
Morten (1991) mengidentifikasi 3 komponen dalam teori Lerhman :
1. Teknik teraupetik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses
perkembangan dan penyembuhan, dan di ukur dengan indikator :
·
Mendengar aktif
·
Mengkaji
·
Klasifikasi
·
Humor
·
Sikap yang tidak menuduh
·
Pengakuan
·
Fasilitasi
·
Pemberian izin
2. Pemberdayaan (empowermant)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan
melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengkoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.
3. Hubungan sesama (lateral
relationship)
Menjalin hubungan yang baik dengan klien, bersikap
terbuka, sejalan dengan klien, sehingga bidan dan kliennya nampak akrab.
Misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.
4. Teori Ernestine Wiedenbach
Ernestine Wiedenbach adalah :
- Staf pengembangan keperawatan di Yale Unversity,
- Mengembangkan teori persiapan persalinan berdasarkan teorinya Dr. Grantley Dick.
- Penulis buku Family centered maternity nursing (1959)
Dari teorinya Wiedenbach
menemukan 5 konsep dalam Model Praktik
Kebidanan, yaitu :
1. The agents : Midwife
2. The Recipient
3. The Goal/Purpose
4. The Jeans
5. The frame
work
Model Praktik Kebidanan menurut Ernestine Wiedenbach
a.
The agents : Midwife
Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan
ibu dan bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebituhan untuk persiapan menjadi orang tua.
b. The
Recipient
Meliputi : wanita, keluarga
dan masyarakat. Recipient menurut wiedenbach hádala individu yang mampu
menentukan kebituhannya akan bantuan
c. The
Goal/Purpose
Disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emocional atau
fisiologokal
d. The Jeans
Metode untuk mencapai tujuan
asuhan kebidanan ada 4 tahap :
1. Identifikasi kebituhan klien
(identification) memerlukan ide dan keterampilan
2. Memberikan dukungan dalam
mencapai pertolongan yang dibituhkan
(ministration)
3. Memberikan bantuan sesuai
dengn kebutuhan (validation)
4.
Mengkorodinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
e. The frame
work
Meliputi lingkungan social,
organisasi dan profesi
Ernestine Wiedenbach’s Model Of Nursing (Midwifery) Practice
Purpose
|
Identification,ministration, validation coordination
|
||||||||||||||||||||||||||
Philosofi
|
|||||||||||||||||||||||||||
Need-for-help
The Recipient
The Woman
|
Goal Meeting TheNeed-for-Help
|
||||||||||||||||||||||||||
The Midwife
The agen
|
|||||||||||||||||||||||||||
The Means, The Midwife
|
|||||||||||||||||||||||||||
Art
|
Practice
|
||||||||||||||||||||||||||
Knowlwdge,Judgement, skills
Spiritualand material resourses
|
|||||||||||||||||||||||||||
Context : human, professional, organizational
Model Praktik Kebidanan Ernestine Wiedenbach
Tujuan
|
Identifikasi,pelayanan, validasi dan koordinasi
|
|||||||||||||||||||||||
Falsafah
|
||||||||||||||||||||||||
Kebutuhan untukditolong,
Ibu sebagai penerima
|
Tujuan :
Memenuhi kebutuhanakan
pertolongan
|
|||||||||||||||||||||||
Bidan
|
||||||||||||||||||||||||
Alat : bidan
|
||||||||||||||||||||||||
Seni
|
Praktik
|
|||||||||||||||||||||||
Pengetahuan,pertimbangan, keterampilan dan sumber daya material
|
||||||||||||||||||||||||
Konteks : manusia, profesional keorganisasian
5. Teori Jean Ball (Inggris)
Jean Ball adalah
:
- Seorang bidan Inggris
- Mengembangkan teori kesejahteraan emosional maternitas pada masa postnatal
- Penulis buku Reaction To Motherhood (reaksi terhadap keibuan)
Tujuan dari asuhan kebidanan adalah (Jean Ball) :
Untuk memungkinkan seorang
wanita sukses menjadi seorang ibu,dan kesuksesan ini tidak hanya proses
phisiologis tetapi juga menyangkut proses emosi dan psikologis yang memotivasi
keinginan untuk menjadi orang tua dan pencapaiannya.
Ball membuat hipotesa bahwa
kesejahteraan emosional ibu pasca persalinan tergantung dari kepribadiannya,
sistem dukungan pribadinya dan dukungan yang diberikan oleh sistem pelayanan
kebidanan.
Menurut Jean Ball respon
terhadap perubahan setelah melahirkan akan memepengaruhi personaliti seseorang
dan dengan dukungan mereka akan memdapatkan sistem keluarga dan sosial.
Persiapan yang sudah dilakukan bidan pada masa post natal akan mempengaruhi
respon emotioanal wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tersebut.
Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau
kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.
Ball mengemukakan Teori Kursi Goyang yang dibentuk 3 elemen :
- Pelayanan maternitas
- Pandangan masyarakat terhadap keluarga
- Sisa penyangga atau support terhadap kepribadian wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya Mana ?